1 KORINTUS 15: 42-45


Demikian pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.

Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.

Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.

Seperti ada tertulis:"Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.
1 Korintus 15: 42-45

Rabu, 17 September 2014

Mempertahankan Kesembuhan


   


64
 
Mempertahankan Kesembuhan (Yohanes 5:1-17)

Seseorang datang kepada orang yang mendoakannya dan berkata "Percuma saya didoakan, ternyata Allah membatalkan kesembuhan-Nya". Orang lain ada yang menganggap bahwa kesembuhan Ilahi itu hanyalah suatu ilusi kemudian setelah sampai dirumah akan kembali lagi sakit.

Apakah pendapat tersebut benar? Memang bisa saja terjadi kesembuhan yang palsu di dunia ini, sebab pada akhir zaman akan ada pemalsuan mujizat dari Iblis (2Tesalonika 2:9-10). Jawabannya adalah seperti di dunia perbankan. Apakah anda berhenti mendirikan bank hanya karena adanya uang palsu yang beredar? Tentu tidak. Kita tetap mendirikan bank karena ada uang-uang asli dan justru dengan mendirikan bank kita akan mengetahui mana uang palsu dan mana uang asli. Demikian pula dengan kesembuhan dan mujizat. Kita hanya dapat membedakan yang palsu kalau kita terus berada di dalam gereja yang sehat dan mempraktekan kesembuhan-kesembuhan dan mujizat yang asli.

Adapula orang yang beranggapan bahwa kesembuhan-kesembuhan yang terjadi di dunia kekristenan adalah kesembuhan yang tidak asli, karena tidak semua orang yang hadir disembuhkan Tuhan. Apakah anda berhenti mendirikan rumah sakit karena tidak semua orang yang ke rumah sakit itu disembuhkan? Mengapa anda tetap mendirikan rumah sakit sedangkan tidak semua orang disembuhkan dan bahkan banyak yang mati?



Dikatakan dalam Markus 6:5,6ala (Yesus) tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakan tangan-Nya atas mereka. Ia (Yesus) merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Wah! Bayangkan, Yesus saja yang dipenuhi urapan dan kuasa secara penuh namun Ia tidak dapat mengadakan mujizat karena ketidak-percayaan mereka.
Jadi ketidak percayaan adalah penghalang utama segala berkat-berkat rohani, mujizat-mujizat dan kesembuhan-kesembuhan Ilahi.

Jadi mujizat Tuhan itu asli dan dapat dibuktikan secara medis. Kesembuhan dari Tuhan itu bukanlah ilusi, kesembuhan itu benar dan nyata.
Mari kita teliti mengapa ada orang yang setelah disembuhkan kembali kepada keadaannya yang sebelumnya?

Kembali Kepada Penyebab Penyakit (Yohanes 5:14)
Yesus berkata supaya orang yang telah disembuhkan itu tidak berbuat dosa lagi. Rupanya penyebab penyakitnya adalah dosa. Jadi ada orang yang dapat menderita penyakit yang lebih parah lagi kalau ia kembali kepada penyebab dari penyakit tersebut yaitu dosa.


”Engkau telah sembuh;
jangan berbuat dosa lagi,
supaya padamu jangan terjadi
yang lebih buruk.”
Yohanes 5:14b

Orang yang disembuhkan adalah seperti mencicipi makanan pembuka, ia perlu makanan utama yaitu diajarkan bagaimana menjalani kehidupan di dalam kerajaan Allah. Orang yang telah disembuhkan perlu menemukan apa yang penyebab sakit penyakitnya dan menghindari agar tidak terjatuh ke dalam dosa-dosanya yang lama yang menyebabkan penyakit tersebut. Dosa-dosa yang cenderung diulangi adalah:

• Kembali kepada cara hidup yang lama, penuh dosa dan kepahitan, akibatnya penyakit yang lebih hebat menyerang dirinya.

• Kembali kepada gaya hidup lama yang merusak seperti: pola makan, pola pikir, pola hidup yang salah, sehingga kembali mandapatkan penyakit yang sama bahkan lebih parah.

Di dalam kesembuhan, kita dapat saja diserang dengan penyakit baru. Kesembuhan sebelumnya bukanlah palsu. Mengapa? Sebab obat-obatan yang telah ditelan sebelumnya telah membunuh kuman dan memulihkan keadaan. Tetapi kita tidak kebal terhadap serangan balik.

Marilah kita memelihara kesembuhan kita agar kita tidak mendapat serangan yang lebih hebat. Ingat mempertahankan kesembuhan selalu lebih sulit daripada memperoleh kesembuhan. Namun bagaimanapun kita tetap harus mengingat bahwa Allah kita setia. la setia kepada perjanjian kesembuhan dan mujizat-Nya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar